ILMU PENDIDIKAN

DEFINITION OF EDUCATION

PENDIDIKAN

o Transfer pengetahuan, keahlian, nilai, dari seseorang ke orang lain agar orang yang dididik menjadi orang yang dewasa yaitu bertanggung jawab bagi dirinya dan orang lain.

o Proses pengembangan kecakapan intelektual serta emosional agar orang yang dididik menjadi orang yang dewasa yaitu bertanggung jawab bagi dirinya dan orang lain.

ILMU PENDIDIKAN

o Ilmu yang membahas tentang masalah pendidikan yaitu secara teoritis sebagai konsep untuk mengimplementasi di lapangan dan juga secara praktis.

Pendidikan (paedagogie) berasal dari bahasa yunani kuno yaitu paedagogus, paedos adalah anak dan agoge adalah saya membimbing. Sedangkan, Ilmu pendidikan dalam bahasa yunani disebut paedagogik.

THE AIMS OF EDUCATION

Didalam bukunya Beknopte Theoretische Paedagogiek, Langeveld mengutarakan macam-macam tujuan pendidikan yaitu:

1. Tujuan Umum (tujuan lengkap, tujuan total)

Tujuan di dalam pendidikan yang seharusnya menjadi tujuan orang tua atau pendidik lain, yang telah ditetapkan oleh pendidik dan selalu dihubungkan dengan kenyataan yang terdapat pada anak didik itu sendiri dan dihubungkan dengan syarat-syarat dan alat-alat untuk mencapai tujuan umum itu.

Tujuan umum itu selalu dilaksanakan dalam bentuk yang diperkhususkan mengingat keadaan dan faktor yang terdapat pada anak didik sendiri dan lingkungannya seperti:

1) Sifat pembawaan anak didik: umur, jenis kelamin, watak dan kecerdasan

2) Kemungkinan dan kesanggupan keluarga anak didik

3) Tempat, jabatan, pekerjaan, dan fungsi dalam masyarakat yang menjadi tujuan anak didik

4) Tugas badan-badan dan tempat pendidikan

5) Tugas negara dan masyarakat di sini dan sekarang

6) Kemampuan yang ada pada pendidik

2. Tujuan-Tujuan Tak sempurna adalah tujuan mengenai segi kepribadian manusia yang berhubungan dengan nilai tertentu,seperti keindahan, kesusilaan, keagamaan, kemasyarakatan, dan seksual.

3. Tujuan-Tujuan Sementara adalah tempat perhentian sementara pada jalan yang menuju ke tujuan umum, seperti anak dilatih untuk belajar berbicara, dan bermain bersama teman-temannya.

4. Tujuan-Tujuan Perantara yang bergantung pada tujuan sementara. Misalnya, si anak harus belajar membaca dan menulis. Sedangkan berbagai macam kemungkinan untuk mencapainya itu dipandang sebagai tujuan perantara, seperti metode mengajar dan membaca.

5. Tujuan Insidential hanya sebagai kejadian-kejadian yang merupakan saat yang terlepas pada jalan yang menuju kepada tujuan umum.Contoh, Seorang ayah

menuntut anaknya untuk beristirahat dan supaya perintahnya itu ditaati. Tetapi dalam

situasi yang lain mungkin si ayah akan mengurangi tuntutan ketaaatan itu dan bersikap

netral.

EDUCATIONAL FACTORS

Faktor pendidikan adalah hal yang memungkinkan terlaksanya pekerjaan mendidik dan memuat kondisi-kondisi yang memungkinkan terlaksananya pekerjaan mendidik.

Faktor pendidikan dikenal juga dengan nama komponen pendidikan, dan ada lima komponen atau faktor pendidikan, yaitu:

a. Tujuan Pendidikan kadang tidak lekas nampak, karena masih memerlukan tindakan selanjutnya.Yang segera nampak itu adalah tujuan dekat yang sifatnya sementara, dan berfungsi membantu tercapainya tujuan yang sebenarnya.

Setelah tujuan dekat tercapai, baru diadakan tindak lanjut demi tercapainya tujuan yang sebenarnya, tujuan akhir yang sifatnya tetap (tujuan umum).

b. Pendidik secara adi kodrati adalah orang tua peserta didik masing-masing. Sedangkan pendidik yang lain adalah orang yang diserahi tugas sebagai pendidik peserta didik, misalnya di lembaga pendidikan.

c. Anak didik harus dipandang secara secara filosofis yaitu menerima kehadiran keakuannya, keindividuannya, sebagaimana mestinya ia ada (eksistensinya).

Pendidik juga tetap membantu, melayani sesuai dengan eksistensinya agar menuju perkembangan yang dewasa sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

d. Lingkungan dalam pengertian umum, berarti situasi di sekitar kita. Dalam lapangan pendidikan, yaitu segala sesuatu yang berada di luar diri anak, dalam alam semesta ini.

e. Alat Pendidikan ialah suatu tindakan, perbuatan, situasi, atau benda yang sengaja diadakan untuk mencapai tujuan pendidikan.

TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

o Tap MPRS No.XXVII/MPRS/1966 Bab II Pasal 3:”Tujuan pendidikan membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki pembukaan dan isi UUD 1945”.

o Tap MPRS No. IV/MPR/1978: “Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan bertujuan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan YME, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.

o Tap MPRS No. II/MPR/1988:”Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYME, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin,bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani”.

o UU No.2 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 4:”Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.

MASALAH TUJUAN DALAM PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

Pertama, jika guru tidak merumuskan tujuan pengajaran, maka ia tidak dapat merancang bahan pengajaran, isi, dan metode yang digunakan.

Kedua, karena tidak ada tujuan yang jelas, maka guru sukar menilai sejauh mana keberhasilan pengajaran tersebut.

Ketiga, tanpa adanya tujuan yang jelas, maka guru juga sukar mengorganisasikan kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran tersebut.

HIRARKI TUJUAN DALAM PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

1. Tujuan umum, tujuan pendidikan yang berlaku untuk seluruh lembaga pendidikan

disuatu negara.

2. Tujuan Istitusional, tujuan pendidikan yang akan dicapai menurut jenis dan tingkatan

sekolah atau lembaga pendidikan.

3. Tujuan Kurikuler, tujuan kurikulum sekolah yang telah diperinci menurut bidang studi atau kelompok mata pelajaran.

4. Tujuan Instruksional, tujuan pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang akan diajarkan oleh guru. Tujuan Instruksional hendaknya dirumuskan dengan jelas, sehingga hasil (tingkah laku) yang diharapkan dapat diamati dan dapat diukur (measurable).

PROBLEMA PENDIDIKAN

Pendidikan sebagai suatu aktivitas yang merupakan proses itu banyak dijumpai problema yang memerlukan pemikiran pemecahannya.

Problematika yang menyangkut proses pendidikan menyangkut 5W 1H, yaitu:

1. Problematika WHO

Dalam pendidikan, problematika Who adalah masalah pendidikan (subjek) yang melaksanakan aktivitas pendidikan dan masalah anak didik (objek) yang dikenai sebagai sasaran aktivitas pendidikan.

a. Problem Pendidikan

Masalah yang berkaitan dengan pendidikan, baik pendidik dalam keluarga, disekolah maupun masyarakat cukup banyak sekali.

Problem-problem itu akan menjadi penghambat apabila tidak mendapatkan pemecahan antara lain:

1) Problem kemampuan ekonomi

2) Problem kemampuan pengatahuan dan pengalaman

3) Problem kemampuan skill

4) Problem kewibawaan

5) Problem kepribadian

6) Problem ittitude (sikap)

7) Problem sifat

8) Problem kebijaksanaan

9) Problem kerajinan

10) Problem tanggung jawab

11) Problem kesehatan, dan sebagainya.

b. Problem Anak didik

Adapun problem yang ada pada anak didik antara lain:

1) Problem kemampuan ekonomi keluarga

2) Problem inteligensi

3) Problem bakat dan minat

4) Problem pertumbuhan dan perkembangan

5) Problem kepribadian

6) Problem sikap

7) Problem sifat

8) Problem kerajinan dan ketekunan

9) Problem pergaulan

10) Problem kesehatan

2. Problematika WHY

Dalam proses pendidikan, tidak semua pelaksanaannya bisa berjalan dengan lancar, tetapi juga akan dijumpai hambatan-hambtan. Kesulitan tersebut bisa terdapat pada semua faktor pendidikan yang menghambat jalannya proses pendidikan.

Seperti mengapa:

a)Mengapa anak sulit bekerja sama sesama mereka

b) Mengapa masyarakat tidak menghargai jasa guru yang mendidik putra-putri mereka

c)Mengapa masyarakat sukar dimintai sumbangan tenaga, pikiran dan dana dalam pembangunan prasarana, pendidikan untuk kepentingan anak-anak mereka

d) Mengapa orang tua anak-anak menghalangi kegiatan ekstrakurikuler putra-putrinya

e)Mengapa pejabat setempat mengizinkan mendirikan pabrik di sebelah sekolah yang mengganggu jalannya proses belajar mengajar

f) Mengapa droping buku-buku paket tidak sampai/ selalu terlambat datang di sekolah

g) Mengapa terjadi kasus amoral di kalangan guru/ murid/ orang tua anak

3. Problematika WHERE

Ada 3 tempat pendidikan, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Sistem pendidikan pada masing-masing tempat tersebut tidak sama dan metodenya pun berbeda. Lokasi dari pada letak tempat pendidikan pun mempengaruhi bagi jalannya pendidikan.

Problem pendidikan keluarga antara lain adalah situasi keluarga itu sendiri dan letak keluarga yang berada di tengah-tengah lingkungan yang tidak menguntungkan. Demikian pula sekolah sebagai tempat pendidikan murid-murid, bila letak sekolah itu di tengah-tengah lingkungan yang tidak menguntungkan, juga akan menjadi problema.

Apabila tempat pendidikan itu di masyarakat, yang menjadi problem tempat di masyarakat adalah jika kebudayaan dan peradaban masyarakat itu bertentangan dengan norma-norma agama atau pancasila. Seperti di daerah Demak, ada sekolah yang letaknya berdampingan dengan “kandang kebo” tempat WTS menjajakan dirinya.

4. Problematika WHEN

Problem When banyak menyangkut tentang timing penyampaian sesuatu kepada anak didik, sehingga akan timbul pertanyaan yaitu:

a)Kapan sesuatu materi itu disampaikan

b) Kapan sesuatu hukuman itu dijatuhkan

c)Kapan sesuatu ganjaran itu diberikan

d) Kapan sesuatu kewajiban itu dibebankan

e)Kapan sesuatu perintah itu dilaksanakan

Masalah When (kapan) tidak hanya berkenaan dengan sesuatu yang diberikan, tetapi juga berkenaan dengan usia anak, seperti:

a)Pada usia berapa anak mulai didik

b) Pada usia berapa pendidikan berakhir

Yang menjadi problem lagi adalah berkenaan dengan anak yang kurang normal pikirannya, sedang dirundung malang, sanga perasa, sangat acuh dan sebagainya.

5. Problematika WHAT

Problem what menyangkut dasar, tujuan, bahan/ materi, sarana, prasarana dan media.

Masalah dasar dan tujuan, apabila berkenaan atas pancasila bagi bangsa Indonesia tidaklah menjadi problem tetapi bila berkenaan dengan agama atau aliran, maka pendidikan perlu berhati-hati.

Masalah agama/ aliran adalah masalah rawan dan oleh karenanya pimpinan sekolah atau guru agama tidak boleh main paksa pada anak untuk harus mengikutipelajaran agama yang bukan fahamnya si anak.

Masalah bahan/ materi erat hubungannya dengan kurikulum, silabi dan SAP. Apabila krikulum selalu berubah, maka pendidik dan anak didik di sekolah akan terombang-ambing

Masalah sarana adalah apabila tidak lengkapnya sarana pendidikan, maka akan mengganggu jalannya pendidikan. Masalah sarana pendidikan di beberapa daerah ada yang tidak memenuhi syarat sebagai tempat belajar-mengajar. Seperti di suatu daerah ada yang tidak punya/ kekurangan gedung sekolah atau ada sekolah tetapi membahayakan.

6. Problematika HOW

Masalah How (bagaimana) berkenaan dengan cara/ metode yang digunakan dalam proses pendidikan.

Anak didik mempunyai sifat dan bakat yang berbeda-beda. Pendidik harus mengakui adanya perbedaan tersebut.

EDUCATIONAL DEMOCRACY

Sebagaimana diketengahkan di dalam UUD 1945pasal 31 ayat 1 bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran, maka pemerintah mengadakan suatu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan UU ayat 2

Sehingga semua warga negara Indonesia yang usia sekolahwajib belajar di tingkat pendidikan dasar. Di dalam pendidikan maka perlu adanya azaz demokrasi untuk kemajuan perkembangan pendidikan di Indonesia.

Aspek yang mempengaruhi azaz demokrasi dalam pendidikan adalah:

1) Formal, menjelaskan cara partisipasi masyarakat/ rakyat terhadap pendidikan yang diatur penyelenggaraannya.

2) Material, memberikan pengakuan bahwa pendidikan hendaknya manusiawi demi kebahagiaan manusia selanjutnya.

3) Kaidah, yang mengikat warga/ rakyat untuk bertindak sesuatu demi pendidikan dengan mempraktekkan hak, kewajiban, wewenang.

4) Tujuan, pendidikan mempunyai tujuan ingin menjangkau terciptanya tujuan pembangunan nasional.

5) Organisasi, di lingkungan pendidikan demokrasi Pancasila hendaknya dapat terwujud.

6) Semangat, tiap warga negara demi pengembangan pendidikan harus berdedikasi, jujur, ulet, dan rela mengabdi.

TEACHER AND STUDENTS

a. Peserta didik

Peserta didik sebagai individu/ pribadi (manusia seutuhnya)

Individu ini diartikan “seseorang yang tidak bergantung dari orang lain, dalam arti benar-benar seorang pribadiyang menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar, mempunyai sifat-sifat dan keinginannya sendiri”

Untuk itu peserta didik harus dipandang secara filosofis yaitu menerima kehadiran keakuannya, keindividuannya,sebagaimana mestinya ia ada (eksistensinya)

Karena peserta didik diakui keakuannya, maka dalam hal ini pendidik tetap memegang peranan tidak membenarkan tindakan peserta didik itu, melainkan tetap membantu, melayani sesuai dengan eksistensinya agar menuju perkembanganyang dewasa sesuai dengan eksistensinya agar menuju perkembangan yang dewasa sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

Ciri-ciri Peserta didik:

a) Kelemahan dan ketidak berdayaannya

Kelemahan yang ada pada anak manusia adalah jasmani dan rohaninya, buktinya untuk bergerak saja ia minta si ibu/ orang lain.

Sedangkan ketidak berdayaannya tersebut dikarenakan kemampuan/ ptensi dirinya belum berkembang. Secara rokhani, ia lemah karena belum dapat menilai mana yang merugikan dan menguntungkan dirinya.

Kelemahan dan ketidak berdayaan ini dapat dikatakan selesai apabila peserta didik itu sendiri menyatakan selesai/ dewasa. Selama ia masih membutuhkan pendidikan dalam segala hal maka ia dikatakan masih lemah dan tidak berdaya untuk hal-hal tertentu.

b) Berkemauan keras untuk berkembang

Karena anak manusia tadi dibekali potensi untuk berkembang, maka secara kodrati ia ingin belajar. Potensi belajar itulah yang mempengaruhi proses pendidikan, sehingga peserta didik tetap membutuhkan pendidik, potensi tersebut diikuti adanya daya vitalitas sehingga ia senantiasa selalu bertindak untuk maju dan berkembang. Hal tersebut merupakan ciri anak normal.

Tetapi apabila ada anak yang malas, acuh tak acuh, pasif dan lain-lain. Hal tersebut merupakan pertanda adanya faktor lain yang mempengaruhinya


PENDIDIK

Guru : Orang yang mentransfer pengetahuan, mengajarkan keahlian, membimbing anak sehingga anak tersebut menjadi dewasa

Peran Guru:

1. Sebagai Pribadi 3. Sebagai Pembimbing

2. Sebagai Pendidik dan Pengajar 4. Sebagai Ilmuwan

Kemampuan Profesional seorang guru:

· Penguasaan ilmu dan keterampilan keguruan

· Sifat dan sikap profesional

(Flexibel, terbuka, mandiri, peka, tekun, kreatif, realistik, melihat kedepan, curiousity, ekspresif, dan menerima diri)

ANAK DIDIK

Anak: Organisme hidup yang tumbuh dan berkembang serta memiliki bakat, minat, intelectual, emosi dan masalah-masalah tertentu.

Anak didik: Seseorang yang menerima pengaruh dari orang lain dalam lingkungan pendidikan

Hal-hal yang perlu diketahui oleh seorang guru tentang anak didik:

1) Latar belakang masyarakat 5) Kesehatan

2) Latar belakang keluarga 6) Minat

3) Kepribadian anak 7) Hasil belajar

4) Intellectual/ intellegensi

ALAT-ALAT PENDIDIKAN

Merupakan usaha atau perbuatan yang dilakukan oleh si pendidik untuk memperlancar proses pendidikan sehingga tercapai tujuan pendidikan.

Alat-alat pendidikan terbagi menjadi:

1) Tindakan mendidik (software)

2) Alat-alat/ bahan-bahan yang dibawakan untuk mendidik (hardware)

Syarat-syarat alat pendidikan:

1. Tujuan pendidikan

2. Orang yang menggunakan alat (pendidik)

3. Untuk siapa alat itu digunakan (anak didik)

4. Cara alat itu digunakan (efektifitas)

Alat-alat pendidikan dalam bentuk tindakan:

1. Pembiasan 4. Larangan

2. Pengawasan 5. Ganjaran

3. Perintah 6. Hukuman

Syarat suatu perintah:

1. Hendaklah terang dan singkat, jangan terlalu banyak komentar, sehingga mudah dimengerti

2. Disesuaikan dengan keadaan dan umur anak

3. Mengubah perintah itu menjadi suatu perintah yang bersifat permintaan

4. Jangan terlalu berlebih-lebihan memberi perintah kepada anak

5. Pendidik hendahlah konsekuen terhadap apa yang telah diperintahkannya

6. Bersifat mengajak, umumnya lebih ditaati oleh anak-anak

Syarat suatu larangan:

1. Diberikan dengan singkat, supaya dimengerti maksud larangan itu

2. Harus mempunyai alasan

3. Jangan terlalu berlebihan

Syarat suatu ganjaran:

1. Pendidik harus mengenal muridnya dan tahu menghargai dengan tepat

2. Jangan menimbulkan rasa cemburu atau iri hati bagi anak

3. Memberi ganjaran hendaklah hemat

4. Jangan memberi ganjaran dengan menjanjikan lebih dahulu sebelum anak menunjukkan prestasi kerjanya apalagi bagi ganjaran yang diberikan kepada seluruh kelas

5. Jangan sampai ganjaran yang diterima oleh anak sebagai upah dari jerih payah yang dilakukan

Syarat suatu hukuman:

1. Hukuman harus ada hubungannya dengan kesalahan

2. Hukuman harus disesuaikan dengan kepribadian anak

3. Hukuman harus diberikan dengan adil

4. Guru sanggup memberi maaf setelah hukuman itu dijalankan

LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), lingkungan (environment) meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes.

Pada dasarnya lingkungan mencakup:

a) Lingkungan fisik; keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.

b) Lingkungan budaya; dengan warisan budaya tertentu bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan.

c) Lingkungan sosial atau masyarakat; yaitu keluarga, kelompok bermain, desa, perkumpulan.

Tri Pusat Pendidikan:

a) Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama

dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, mendidik anak agar berkembang dengan baik.

b) Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan utama yang kedua. Siswa-siswi,

guru, administrator, kenselor hidup bersama dan melaksanakan pendidikan secara teratur dan

terencana dengan baik.

c) Lingkungan Organisasi Pemuda

Peran organisasi pemuda adalah dalam upaya pengembangan sosialisasi kehidupan

pemuda. Melalui organisasi pemuda berkembanglah semacam kesadaran sosial, kecakapan-

kecakapan di dalam pergaulan dengan sesama kawan (social skill) dan sikap yang tepat di dalam membina hubungan dengan sesama manusia (social attitude).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar